http://comfortableincome.net/pages/index.php?refid=neneng

Jumat, 21 November 2008

Tiap Malam Jumat Legi, Ada batu yang Bisa Keluarkan Suara Gending

Aneh bin jjaib. Sebuah batu yang berukuran tidak begitu besar bisa memberikan hiburan bagi warga Dusun Bendoarum, Desa Wonosari, Bondowoso, Jawa Timur. Batu berwarna agak hitam ini mempunyai keunikan dan keanehan yang sulit dinalar.Batu aneh yang terletak di pekarangan tembakau milik Pak Sis Enik itu bisa mengeluarkan suara gending layaknya bunyi gamelan. Tapi suara gending itu tidak bisa didiengarkan setiap malam. Suara gamelan yang keluar dari batu itu hanya terdengar setiap malam Jumat Manis (Legi) pada pukul 00.00 WIB. Tiap sebulan sekali di malam Jumat Manis, warga Bendoarum selalu mendapatkan hiburan gratis berupa tetabuhan gamelan tak kasat mata. Karena mengeluarkan tetabuhan gamelan, warga desa yang jaraknya sekitar 20 kilometer dari pusat kota Bondowoso itu, menyebutnya sebagai "Batu Gong"."Warga malah senang dan tidak takut meski ada suara tetabuhan. Tetapi tidak kelihatan siapa yang nabuh ataupun alatnya," kata Amsir (50), warga yang rumahnya berseberangan dengan "Batu Gong" itu saat berbincang-bincang dengan detiksurabaya.Meski disebut "Batu Gong", namun bentuk batu itu jauh menyerupai bentuk gamelan Gong. Batu itu berwarna hitam. Batu itu hanya seukuran separuh dari pelukan orang dewasa.Ada dua buah batu, yang satu agak besar dan satunya kecil. Batu berukuran besar, satu sisi lempeng dan terdapat garis bujur sangkar yang dibelah dua dengan cekungan-cekungan kecil di dalamnya. Satu kotak bujur sangkar berisi 21 cekungan dan satunya berisi 28 cekungan.Amsir menuturkan, cekungan itu seperti kerangka kenong atau bonang dalam perangkat gamelan. "Itu kayak bonang yang ditabuh dalam tetabuhan," terang Amsir. Hal itulah yang membuat warga percaya jika bebunyian gamelan yang terdengar setiap malam Jumat Manis berasal dari batu itu.Belum lagi, pemilik tanah Pak Sis Enik pernah menggunakan jasa paranormal untuk melihat sekeliling batu. Dari pandangan sang paranormal, dikatakan kalau di sekeliling batu itu ada seperangkat alat gamelan.Makin kuatlah keyakinan warga dari mana bunyi tetabuhan itu. Sebab, tidak ada warga yang membunyikan gamelan setiap malam Jumat Manis, meskipun di salah satu rumah warga setempat ada yang mempunyai seperangkat gamelan.Gamelan milik warga itu hanya dibunyikan ketika disewa untuk hajatan seperti pernikahan atau sunatan. Suara gamelan dari "Batu Gong" juga seakan mengingatkan warga bahwa gamelan merupakan alat kesenian tradisional yang patut dilestarikan. Buktinya warga Desa Bendoarum masih "nguri-nguri" gamelan.Karena mengeluarkan suara tetabuhan gamelan, membuat nama "Batu Gong" dikenal luas. Amsir menceritakan sekitar empat tahun lalu, ada seorang warga Kabupaten Jember yang tertarik dengan batu itu. Saat batu itu akan digali, ternyata tidak bisa. Ketika tidak bisa digali, batu itu coba ditimbun dengan tanah. Ternyata batu itu kembali muncul di permukaan."Kalau warga sini tidak berani ngutak-atik batu itu. Apalagi juga tidak angker, belum lagi dapat hiburan gratis. Warga senang dengan bunyi-bunyian itu," tukas Amsir.Sumber : detik.com

Custom Search